Pada masa revolusi, banyak sekali korban nyawa yang belum tentu bersalah. Mereka bisa jadi adalah korban fitnah, salah tangkap, atau sekedar sentimen pribadi. Upaya untuk menyelamatkan orang-orang tak bersalah sepenuhnya acap dilakukan oleh sesama. Cerpen “Pemuja Komunis” menceritakan bagaimana sesesorang yang disebut sebagai ayah berusaha menyelamatkan temannya dari pembantaian brutal. Namun, upaya itu kandas karena upaya itu tidak mendapatkan sambutan

dari yang ditolong.