Kisah ini berawal ketika sebut saja namanya Fika, diterima sebagai guru honorer di sebuah sekolah swasta di kotanya. Fika melamar kerja di sekolah swasta yang berada di  bawah naungan pesantren. Berangkat dari keinginan untuk mengamalkan ilmu yan diperoleh di saat kuliah dan ingin membantu ekonomi keluarga. Fika bertekad menjadi guru apapun akan dijalani, yang penting bisa bekerja.

Suatu hari, Haris, suami Fika, memberikan tawaran pada istrinya untuk mengisi lowongan guru di sebuah sekolah swasta yang dipimpin oleh kenalannya. Fika, yang memang bercita-cita menjadi seorang guru, tanpa berpikir panjang menanggapinya dengan suka cita. Tanpa menunggu lama , jari jemarinya dengan lincah membuat lamaran yang akan dibawa oleh sang suami ke sekolah yang membutuhkan tenaga guru yang dimaksud.

Seminggu  berlalu  setelah pengajuan lamaran, Haris menyampaikan kabar bahagia pada istrinya. Kepala sekolah madrasah berkenan menerima Fika, dan meminta Fika menemuinya sebelum memberikan deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh fika.

Keesokan harinya, setelah mempersiapkan diri dan rumah yang akan ditinggal untuk bekerja, Fika dengan penampilan sebaik mungkin   menemui Kepala sekolah yang menerima lamaran kerjanya. Di dalam ruang kepala sekolah, Fika menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Dari percakapan antara Fika dengan bapak kepala sekolah, sebut saja namanya Santo, termyata Fika mendapat tugas sebagai guru mata pelajaran yang tidak sesuai dengan ijasah yang dimilikinya dengan tugas tambahan membantu administrasi sekolah.

Dengan semangat bekerja dan belajar yang tinggi, Fika mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Pak Santo, yang menilai kinerja guru barunya sangat baik, memberikan tugas tambahan lagi pada Fika, yaitu menangani pembuatan laporan penyaluran dana sekolah yang diterima dari pemerintah. Menolak tidak enak, menerima merasa tidak bisa, akhirnya Fika meminta waktu untuk memberikan jawaban atas permintaan kepala sekolah.

...